KAUBUN- Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang jatuh pada 12 Rabiul Awal, menjadi momentum penting bagi umat Islam untuk memperdalam kecintaan dan penghormatan kepada Nabi. Tidak hanya sebagai peringatan kelahiran sosok teladan, Maulid Nabi juga menjadi ajang refleksi spiritual dan peningkatan kesadaran keagamaan. Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman, dalam tausiyahnya di Masjid Nurul Iman, Desa Bumi Rapak, Kecamatan Kaubun, pada Kamis (12/9/2024), menyampaikan makna mendalam dari peringatan ini. Ardiansyah menekankan bahwa Maulid Nabi adalah momen yang sarat dengan nilai spiritual.
“Perayaan ini adalah kesempatan kita untuk menunjukkan rasa hormat dan cinta kepada Nabi Muhammad, seorang figur yang menjadi teladan dalam ajaran Islam,” ujar Ardiansyah.
Ia juga menggarisbawahi bahwa Maulid Nabi sering digunakan untuk merenungi kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Serta bagaimana perannya dalam membentuk peradaban Islam dan dunia.

Bupati Ardiansyah mengajak seluruh masyarakat Kutim untuk memanfaatkan Maulid Nabi sebagai momen untuk meningkatkan kesadaran keagamaan. Melalui berbagai kegiatan seperti ceramah, doa bersama, dan kajian tentang sejarah Nabi. Ia menambahkan bahwa peringatan ini dapat menjadi ajang introspeksi bagi setiap Muslim agar dapat meneladani sifat dan perilaku Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu ajakan kuat yang disampaikan oleh Ardiansyah adalah pentingnya bershalawat kepada Nabi Muhammad.
“Jangan pelit bersalawat. Orang yang enggan bershalawat tidak termasuk dalam golongan yang dekat dengan Rasulullah. Bersalawat itu sangat mudah, tidak membutuhkan waktu atau tempat khusus. Satu kali kita bershalawat, Allah akan memberikan rahmat kepada kita sepuluh kali lipat. Jadi, perbanyaklah bershalawat,” tegasnya.
Maulid Nabi tidak hanya diisi dengan ritual keagamaan, tetapi juga menjadi waktu untuk kegiatan pendidikan. Pembacaan sirah Nabi atau kisah hidupnya menjadi salah satu cara bagi umat Muslim untuk lebih mengenal perjuangan dan pengorbanan Nabi dalam menyebarkan Islam. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, umat diharapkan semakin teguh dalam menjalankan ajaran Islam. Ardiansyah juga mengingatkan bahwa meneladani akhlak Nabi adalah salah satu perintah Allah yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim.

“Rasulullah adalah makhluk yang paling dimuliakan oleh Allah (SWT) di muka bumi. Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi Muhammad. Ketika Allah bersalawat, artinya Dia memberikan rahmat kepada Nabi. Malaikat bersalawat berarti mendoakan Nabi, dan umat yang bersalawat akan mendapatkan syafaat dari Nabi di hari kiamat,” jelasnya di hadapan ratusan jemaah.
Dalam konteks sosial, Maulid Nabi juga menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama umat Islam. Kegiatan-kegiatan seperti pengajian, zikir, dan sedekah yang dilakukan selama peringatan ini bukan hanya memperdalam keimanan, tetapi juga memperkuat solidaritas dan kebersamaan di antara umat.

Pada akhir tausiyahnya, Ardiansyah kembali mengingatkan pentingnya menjadikan Maulid Nabi sebagai momentum untuk mengokohkan komitmen dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam.
“Mari kita manfaatkan peringatan ini untuk memperkuat iman kita, memperbaiki akhlak, dan meningkatkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan begitu, kita tidak hanya merayakan kelahiran Nabi, tetapi juga menghidupkan ajarannya dalam setiap langkah kehidupan kita,” tutupnya.
Perayaan Maulid Nabi di Kaubun tahun ini berlangsung khidmat dan meriah, dengan dihadiri oleh ratusan jamaah dari berbagai desa. Selain tausiyah, acara juga diisi dengan pembacaan salawat, zikir bersama, dan pemberian santunan kepada anak yatim, yang menambah keberkahan pada peringatan tersebut.

Dengan semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam peringatan Maulid Nabi, diharapkan kegiatan ini tidak hanya menjadi tradisi tahunan, tetapi juga momen yang mendalam untuk memperbaiki kualitas iman dan amal setiap umat Muslim. (kopi4/kopi3)