Suasana Group Discussion (FGD) terkait upaya memperkuat kompetensi para auditor dibuka secara resmi oleh Plt Inspektur Inspektorat Kutim, Sudirman Latief. Foto: Adi Sagaria Pro Kutim
SAMARINDA – Di tengah tantangan era digital yang semakin menuntut adaptasi dan inovasi, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) melalui Inspektorat Wilayah (Itwil) Kutim menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait upaya memperkuat kompetensi para auditor. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 26-27 September 2024, di Ruang Mandapa V Hotel Fugo Samarinda ini dibuka secara resmi oleh Plt Inspektur Inspektorat Kutim, Sudirman Latief.
Dalam acara yang mengundang dua narasumber dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Diana Sukmawati dan Tulad Peni Kharisma, FGD kali ini menitikberatkan pada penguatan petunjuk teknis (juknis) Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan optimalisasi Sistem Informasi JFA (SIBIJAK). Dengan berkembangnya teknologi dan kompleksitas pengawasan keuangan, peningkatan kompetensi auditor menjadi krusial untuk mendukung akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan daerah.

Dalam sambutannya, Sudirman Latief menegaskan bahwa FGD ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas pengawasan keuangan di Kuti.
“Kami berharap, dengan adanya peningkatan kompetensi yang signifikan, para auditor di Kutai Timur dapat lebih siap menghadapi tantangan era digital yang semakin kompleks,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam mewujudkan sistem pengawasan yang lebih transparan dan akuntabel. Sudirman juga mengapresiasi antusiasme para peserta, yang sebagian besar merupakan auditor Inspektorat Kutim. Karena menunjukkan komitmen tinggi untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Menurutnya, peningkatan kompetensi auditor bukan hanya tentang pemahaman teknis, tetapi juga menciptakan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan zaman, terutama dalam penggunaan teknologi informasi di bidang audit.

Memperkuat Sistem Pengawasan Keuangan dengan SIBIJAK
Salah satu topik utama dalam FGD ini adalah penguatan implementasi Sistem Informasi JFA atau yang dikenal dengan SIBIJAK. Sistem ini dirancang untuk memudahkan pengelolaan data auditor dan pelaksanaan tugas audit secara lebih efektif dan efisien. Dengan SIBIJAK, auditor diharapkan dapat meminimalisasi kesalahan dan meningkatkan akurasi dalam proses audit. Menurut Diana Sukmawati, penerapan SIBIJAK menjadi bagian penting dalam membentuk auditor yang lebih profesional dan kompeten.
“Dengan adanya SIBIJAK, proses audit menjadi lebih terstruktur dan transparan. Ini akan sangat membantu auditor dalam menyusun laporan yang akurat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” jelasnya.
FGD Sebagai Momentum Transformasi Auditor
Tidak hanya sekadar diskusi teknis, FGD ini juga menjadi ajang bagi para auditor untuk saling bertukar pengalaman dan memperkuat jaringan profesional. Melalui pertukaran ide dan pengalaman, diharapkan tercipta inovasi-inovasi baru dalam praktik audit di daerah. Tulad Peni Kharisma menambahkan, pertukaran ide dalam FGD seperti ini sangat penting. Ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga mampu memicu inovasi dalam audit yang lebih efektif dan efisien.
FGD ini dianggap sebagai langkah awal menuju perubahan yang lebih besar. Dengan meningkatnya kompetensi auditor, diharapkan pengawasan keuangan di Kutim akan semakin kuat. Hingga pada akhirnya mendukung terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik dan berkelanjutan.
Menuju Auditor Profesional dan Kompeten
Sudirman Latief menutup acara dengan menyampaikan harapannya agar ilmu yang diperoleh selama FGD ini dapat diterapkan di lapangan. Kesuksesan FGD ini menandai langkah awal menuju auditor yang lebih kompeten dan profesional
“Sehingga pada akhirnya akan mendukung pembangunan di Kutai Timur,” pungkasnya.
Kegiatan FGD ini tak hanya menjadi wadah pembelajaran, tetapi juga momentum penting untuk menggerakkan perubahan menuju sistem pengawasan keuangan yang lebih transparan, akuntabel, dan inovatif. Dengan sinergi antara auditor dan teknologi, Kutim diharapkan bisa menjadi contoh dalam penerapan sistem audit modern yang efektif di tingkat daerah. (kopi8/kopi3)