Wakil Bupati Kutim Mahyunadi menyaksikan Pakenoq Tawai. Foto: Zaki/Pro Kutim
SANGATTA – Desa Sangkima di Kecamatan Sangatta Selatan tampak semarak dengan nuansa adat Dayak Kenyah Lepoq Bem pada Rabu (9/7/2025). Pembukaan Pakenoq Tawai, sebuah acara adat yang bertujuan mempererat silaturahmi dan melestarikan budaya leluhur, menyuguhkan pemandangan memukau bagi para pengunjung. Bertempat di Jalan Poros Sangatta-Bontang Kilometer 17, acara ini dibuka dengan penampilan tari perang “Laki Demanei” yang memikat hati.
Tari Laki Demanei, tarian perang tradisional Dayak Kenyah, menceritakan kisah cinta dan keberanian yang mengharukan. Kisah ini mengisahkan sepasang kekasih; sang wanita dikenal akan kecantikan dan keanggunannya, sementara sang pria dikenal sebagai sosok gagah berani. Konflik muncul ketika seorang pria lain mencoba merebut hati sang wanita, memicu pertarungan sengit. Kemenangan sang pria atas lawannya melambangkan kesetiaan, perjuangan, dan kemenangan cinta sejati, nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun-temurun.
Wakil Bupati Kutim Mahyunadi, secara resmi membuka acara Pakenoq Tawai. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi yang tinggi atas upaya masyarakat dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur.

“Tradisi ini adalah identitas kita. Budaya Dayak Kenyah harus terus dilestarikan, karena di dalamnya tersimpan nilai-nilai luhur tentang keberanian, cinta, dan kebersamaan,” tegas Mahyunadi.
Hadir pula dalam acara tersebut Kepala Desa Sangkima, Ketua Kerukunan Dayak Kenyah Lepoq Bem, Ketua Kerukunan Dayak Lepoq Bem Kalimantan Timur, serta perwakilan masyarakat Dayak dari berbagai daerah. Kehadiran mereka menunjukkan kuatnya ikatan kekeluargaan dan semangat gotong royong antar komunitas Dayak.
Pakenoq Tawai bukan sekadar pesta budaya, melainkan juga simbol kerukunan dan perekat nilai-nilai budaya. Dengan menampilkan seni tradisional seperti tari Laki Demanei, acara ini berfungsi sebagai sarana edukasi dan inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan warisan budaya mereka.

Acara ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi agenda tahunan yang memperkaya khazanah budaya Kutim. Melalui Pakenoq Tawai, semangat pelestarian budaya Dayak Kenyah Lepoq Bem terus berkibar, menjaga identitas dan nilai-nilai luhur bagi generasi mendatang. Keberhasilan acara ini menjadi bukti nyata komitmen masyarakat dalam merawat warisan budaya yang kaya dan berharga.(kopi8/kopi13)