Beranda Kutai Timur Akses Eksklusif ke Menara 99 Masjid Al-Faruq, Khusus Kafilah Selama MTQ Kaltim

Akses Eksklusif ke Menara 99 Masjid Al-Faruq, Khusus Kafilah Selama MTQ Kaltim

196 views
0

SANGATTA- Di tengah semarak Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-45 tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang digelar di Kota Sangatta, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), secercah ruang perenungan dibuka lebar bagi para pencinta Kalam Ilahi. Bukan berupa mimbar atau panggung megah tempat para qari bersuara merdu, tetapi sebuah menara setinggi 99 meter yang menjulang dari kawasan Bukit Pelangi, yakni Menara 99 Masjid Agung Al-Faruq.

Selama lima hari pelaksanaan MTQ, sejak Senin hingga Jumat, 14–18 Juli 2025, menara ikonik itu secara khusus dibuka untuk para kafilah dari seluruh kabupaten dan kota di Kaltim. Waktu kunjungan ditetapkan mulai pukul 13.00 hingga 21.00 WITA, dengan reservasi yang dapat dilakukan melalui kontak panitia, Asep Irman Ridwansyah dan tim, di nomor 0821-1682-2499.

Yusuf Fadilah, salah seorang panitia MTQ XLV Provinsi Kaltim, mengumumkan pembukaan akses tersebut melalui pesan resmi.

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Khusus para kafilah MTQ XLV Provinsi Kaltim di Sangatta pada 10–19 Juli 2025, bagi yang ingin berkunjung ke Menara 99 Masjid Agung Al-Faruq Sangatta, panitia membuka akses khusus mulai Senin–Jumat (14–18 Juli 2025) mulai pukul 13.00–21.00 WITA,” tulisnya.

Langkah ini bukan sekadar membuka ruang wisata religi, tetapi lebih dari itu, upaya menghadirkan ruang kontemplasi rohani di tengah padatnya jadwal perlombaan. Menara 99 bukan hanya menara pandang, tetapi titik diam yang mengajak setiap insan untuk melihat lebih tinggi sekaligus menyelami lebih dalam, ke langit dan ke dalam diri.

Menara 99 merupakan bagian dari kompleks Masjid Agung Al-Faruq, masjid kebanggaan masyarakat Kutim yang berdiri megah di atas lahan seluas 10 ribu meter persegi sejak diresmikan pada tahun 2011. Masjid ini memiliki lima menara sebagai simbol rukun Islam, dengan satu menara utama yang menjulang hingga 99 meter, sejumlah Asmaul Husna, nama-nama Allah yang mulia.

Nama Al-Faruq sendiri bukan sembarang pilihan. Ia merujuk pada salah satu gelar yang disematkan Rasulullah SAW kepada Umar bin Khattab, sosok tegas pembeda antara hak dan batil. Nama itu juga menjadi penghormatan kepada Awang Faroek Ishak, mantan Bupati Kutim yang turut menggagas pembangunan masjid ini semasa jabatannya.

Masjid bergaya arsitektur Timur Tengah modern ini tampil mencolok dengan dominasi warna hijau muda, hijau tua serta beberapa bagian diberi aksen kuning. Ia mampu menampung hingga 10 ribu jamaah, dengan area parkir luas yang sanggup menampung lebih dari 50 kendaraan roda empat. Meskipun letaknya sekitar 8 kilometer dari pusat permukiman Sangatta, jamaah tetap antusias berdatangan, bahkan hanya untuk melaksanakan salat berjamaah.

Interior masjid dirancang dengan estetika yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga meneduhkan jiwa. Di bagian mihrab, terdapat tiga bingkai besar yang memuat ayat-ayat Al-Qur’an, sedangkan langit-langit ruang utama dihiasi surat Al-Mukminun dalam pola melingkar, sebagai pengingat tentang sifat-sifat orang beriman yang membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.

Lantai marmernya yang sejuk, tata pencahayaan yang lembut, dan sistem tata suara yang cermat membuat setiap ibadah terasa lebih khusyuk. Menara 99 yang dapat dinaiki oleh pengunjung mempersembahkan panorama Kawasan Bukit Pelangi, hingga hamparan langit senja yang menghadirkan nuansa spiritual yang dalam.

Bagi para kafilah MTQ, akses khusus ke menara ini menjadi oase rohani tersendiri. Mereka tak sekadar berlomba dalam tilawah dan hafalan, tetapi juga mendapatkan kesempatan menyatukan diri dengan keheningan langit, membangun kembali ikatan ruhani, dan menghayati nilai-nilai Islam sebagai agama rahmatan lil alamin.

MTQ XLV Kaltim yang dibuka secara resmi pada 13 Juli 2025 ini menghadirkan ratusan peserta dari seluruh wilayah provinsi. Berbagai cabang lomba digelar di sejumlah arena, mulai dari tilawah, hifzh, tafsir, hingga kaligrafi Al-Qur’an. Namun, kegiatan ini tidak hanya berkutat pada kompetisi. Pameran, pelayanan kesehatan gratis, dan wisata religi seperti kunjungan ke Menara 99 menjadi pelengkap penting dalam menciptakan MTQ yang utuh, yang bukan hanya mengedepankan kompetensi, tetapi juga kedalaman spiritual dan kemanusiaan.

Bagi sebagian peserta yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Sangatta, kunjungan ke menara tersebut menjadi pengalaman yang sulit dilupakan. Dari tempat tinggi itu, mereka tak hanya melihat bentang kota, tetapi juga merasakan makna dari setiap ayat yang mereka lantunkan. Setiap hafalan yang mereka pertahankan, dan setiap nilai yang mereka perjuangkan.

Di balik kemegahannya, Menara 99 menyimpan pesan yang lebih luas, bahwa Islam tidak hanya hadir dalam lomba dan seremoni, tetapi juga dalam ruang-ruang sunyi tempat manusia menyatukan dirinya dengan Tuhan. Dalam konteks MTQ, ia menjadi penanda zaman, bahwa ajang ini tidak hanya ajang adu suara atau hafalan, tetapi juga momentum peradaban.

Dengan dibukanya menara ini bagi kafilah, panitia MTQ Kutim memberi contoh bahwa pembangunan infrastruktur keagamaan harus menyatu dengan pembangunan jiwa dan makna. Sebuah langkah kecil, tetapi berdampak besar. Sebuah jendela langit, di tengah riuh lomba yang membumi. (kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini